Sunday, November 17, 2019

Terbaik Alur Pembudayaan Dan Adaptasi Acara Sehari-Hari Di Sekolah Dalam Gerakan / Agenda Penumbuhan Kebijaksanaan Pekerti Luhur

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Menjelang tahun pelajaran gres 2015-2016 yang siap dilaksanakan pada hari Senin 27 Juli 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mencanangkan secara resmi Program Penumbuhan Budi Pekerti (PBP). PBP yaitu penyesuaian sikap dan sikap positif di sekolah, yang dimulai semenjak masa orientasi akseptor didik gres hingga dengan kelulusan, dari jenjang SD (SD), hingga dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menegah Kejuruan (SMK), dan sekolah pada jalur pendidikan khusus.

“Implementasi gerakan penumbuhan kebijaksanaan pekerti yaitu upaya untuk mengakibatkan sekolah sebagai taman untuk menumbuhkan aksara positif bagi para akseptor didik,” ujar Mendikbud Anies Baswedan pada jumpa pers di kantor Kemendikbud, Jumat (24/07/2015).


Mendikbud menyampaikan PBP akan fokus dilakukan melalui kegiatan nonkurikuler pada seluruh jenjang pendidikan yang diubahsuaikan dengan tahapan usia perkembangan akseptor didik. Pada pelaksanaannya akan bersifat kontekstual atau diubahsuaikan dengan muatan lokal daerah.

“Penumbuhan aksara dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan nonkurikuler. Kali ini akan dilaksanakan fokus melalui jalur nonkurikuler yang biasanya kurang sanggup perhatian, padahal mempunyai efek besar dalam berguru mengajar,” terang Mendikbud.

Penerapan PBP pada jenjang SMP, SMA/SMK, dan sekolah pendidikan khusus dilaksanakan melalui kemandirian akseptor didik, menyerupai membiasakan keteraturan dan pengulangan yang dimulai semenjak dari masa orientasi akseptor didik baru, proses kegiatan ekstrakurikuler, intrakurikuler, hingga dengan kelulusan. Sedangkan pada jenjang SD, metode pelaksanaan berupa mengamati dan menggandakan sikap positif guru dan kepala sekolah sebagai pola pribadi dalam membiasakan keteraturan dan pengulangan (konsisten).

“Alur penerapan PBP akan diterapkan pada tahap diajarkan, dibiasakan, dilatih secara konsisten, kemudian akan menjadi kebiasaan, sehingga akan terbentuk karakter, dan karenanya menjadi budaya dalam setiap sikap anak-anak,” tutur Mendikbud.

Lingkup kegiatan PBP dibagi menjadi tujuh, yaitu menumbuhkembangkan nilai susila dan spiritual, menumbuhkembangkan nilai kebangsaan dan kebhinekaan, mengembangkan interaksi positif antar akseptor didik, merawat diri dan lingkungan sekolah. Selanjutnya mengembangkan potensi diri akseptor didik secara untuk, serta pelibatan orang bau tanah dan masyarakat di sekolah.

Berikut ulasan perihal Pendidikan Budi Pekerti, Alur Pembudayaan, dan Kegiatan Sehari-hari di Sekolah :

Sekolah selayaknya menjadi "taman" yang di dalamnya bawah umur Indonesia akan mendapat suasana berguru penuh tantangan tapi menyenangkan dan menumbuhkan kebijaksanaan pekerti luhur.

Bersamaan dengan dimulainya tahun fatwa 2015/2016, Kemdikbud mencanangkan gerakan Penumbuhan Budi Pekerti melalui serangkaian kegiatan non kurikuler, yaitu rangkaian kegiatan harian dan periodik wajib maupun pilihan, menyerupai tertuang dalam Permendikbud perihal Penumbuhan Budi Pekerti untuk menumbuhkembang kan nilai-nilai dan aksara positif.

Alur Pembudayaan :

Contoh kasus: “Hidup Bersih”. Diajarkan perihal cara hidup higienis dan ancaman hidup kotor. Dibiasakan membersihkan yang kotor dan membuang sampah pada tempatnya, dilatih konsisten diarahkan bila tidak dikerjakan, ditegur jikalau dilanggar. kemudian, menjadi kebiasaan menjadi kebiasaan (tanpa disadari) membersihkan dan membuang sampah pada tempatnya.

Lalu, menjadi aksara suka kebersihan dan tidak nyaman melihat sampah bukan pada tempatnya, sehingga karenanya akan menjadi budaya masyarakat yang berbudaya hidup bersih.

Budi pekerti luhur yang dibutuhkan sanggup tumbuh meliputi antara lain:

a.   Internalisasi nilai susila dan spiritual dalam kehidupan.
b.   Rasa kebangsaan dan cinta tanah
c.   Interaksi positif antara akseptor didik dengan guru dan orangtua.
d.   Interaksi positif enter siswa.
e.   Pengembangan potensi utuh siswa.
f.    Pemeliharaan lingkungan sekolah yang mendukung iklim pembelajaran.
g.   Pelibatan orangtua dan masyarakat.

Kegiatan Sehari-hari di Sekolah :

1.   Beberapa kegiatan wajib
2.   Contoh-contoh penyesuaian baik

Sebelum Memulai Pembelajaran: Sesudah Mengakhiri Pembelajaran:

1.   Membaca buku non-pelajaran sekitar 15 menit sebelum jam pelaja ran perta ma dimulai.
2.   Hari pelajaran dimulai dengan berdoa, dipimpin bergantian oleh siswa di bawah bimbingan guru.
3.   Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan atau lagu wajib nasional atau lagu terkini yang menggambarkan semangat cinta tanah air.

Kegiatan Rutin Tiap Minggu:

1.   Upacara bendera dap hari Senin.
2.   Olah raga bersama seluruhwarga sekolah minimal seminggu sekali.
3.   Siswa piket membersihkan kelas dan lingkungan sekolah secara bergantian.
4.   Menyanyikan satu lagu tempat (dari seluruh nusantara).
5.   Mengakhiri dengan berdoa, dipimpin bergantian oleh siswa di bawah bimbingan guru.

Kegiatan Periodik/Insidental Lainnya:

1.   Pertemuan wali kelas dan orangtua siswa untuk menjelaskan visi, misi dan hukum sekolah serta tahapan berguru siswa.
2.   Siswa dibiasakan berguru kelompok baik di sekolah maupun di rumah dengan sepengetahuan guru dan orangtua.
3.   Siswa terlibat dengan masyarakat untuk melihat dan memecahkan masalah-masalah kasatmata di lingkungan sekolah.
4.   Masyarakat dari banyak sekali profesi menyebarkan ilmu dan pengalaman kepada siswa di sekolah.

No comments:

Post a Comment