Sahabat Edukasi yang berbahagia…
Di dikala kita melaksanakan pulang ke kampung halaman untuk beberapa dikala atau istilah kerennya pulang kampung untuk menikmati liburan di kampung halaman, tentu istri / suami dan anak kita bepergian semua ke rumah orang renta / mertua kita di kampung. Dan tentu saja di sana kita liburan tidak hanya barang sehari akan tetapi beberapa hari, satu minggu, atau lebih.
Dan pada dikala inilah, anak kita tentu akan sangat disayang oleh nenek dan kakeknya, dan hanya dalam waktu singkat pun anak kita akan sangat bersahabat dengan nenek ataupun kakaknya yang cenderung menuruti apapun seruan dari cucu tersayangnya.
Sebagai orang renta biasanya dikala anak kita bersahabat dengan nenek / kakeknya, maka anak kita dengan orang tuapun cenderung berkurang kedekatannya. Hal ini wajar, di mana anak cenderung bersahabat dengan orang-orang yang mau melayani dan memenuhi segala permintaannya.
Dan puncaknya ketika kita akan kembali pulang ke rumah sendiri, maka sang anak akan cenderung malas, alasannya ia ingin bersekolah dan bersama nenek / kakeknya saja. Dilema ini seringkali timbul pada beberapa keluarga, tak terkecuali aku juga pernah mengalami hal demikian, di mana anak aku dikala mau pulang, ia malah menangis tidak mau ikut kami, tapi mau tinggal bersama dengan neneknya, terlebih di sana, ada pamannya yang masih kecil, dan juga bibinya yang masih sekolah.
Akhirnya aku dan isteri pun merayu sedemikian rupa, beli inilah, jalan kesitulah, dan sebagainya, hinnga anak aku pun mau ikut balik dengan kami. Dan di tengah-tengah perjalanan, anak aku pun masih seringkali menangis minta balik ke rumah kakek – neneknya ketika melihat photo-photo yang bekerjasama dengan kampung halaman isteri saya.
Dari sinilah aku menemukan pelajaran pribadi yang berharga, di mana belum dewasa cenderung menyukai kebebasan berekspresi, kebebasan menentukan sahabat bermain dan sebagainya. Akan tetapi kita sebagai orang renta harus benar-benar memilah dan menentukan semoga kebebasan yang kita berikan kepada anak kecil kita masih dalam batasan kasatmata dalam membangun pondasi pendidikannya kelak.
Hal ini tentu saja berbeda ketika anak kita sudah pada usia sekolah, mungkin ia sudah mempunyai sahabat bermain di sana, hemz tahun depan anak aku harus masuk PAUD nich semoga tiap pulang kampung, ia mau diajak balik alasannya rindu dengan teman-teman bermainnya. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) akan memperlihatkan
Pendidikan Anak Usia Dini penting untuk mengisi sekaligus mempersiapkan anak kita untuk menempuh pendidikan pada jenjang sekolah dasar nantinya. Karena di PAUD, sang anak telah dirangsang seluruh potensi kecerdasan untuk tumbuh dan berkembang berdasarkan minat dan bakatnya dengan sistem pendidikan yang efektif dan menyenangkan serta telah diberikan kesempatan yang cukup dalam mengoptimalkan semua aspek perkembangan pendidikannya di PAUD mulai dari aspek motorik, aspek sosial, aspek spiritual, sampai aspek kognitif secara berkesinambungan, sehingga ia akan lebih siap untuk masuk di SD nantinya.
Dan yang tak kalah pentingnya yaitu kita sebagai orang tua, selalu introspeksi sekaligus mau berguru serta memperbaiki diri untuk menjadi orang renta sekaligus pendidik yang baik dalam lingkungan keluarga bagi putra-putrinya khususnya dalam teladan pendidikan kita di rumah semoga kita dapat menjadi orang renta yang dapat dijadikan sang anak sebagai panutan sekaligus sahabat bermain yang menyenangkan bagi belum dewasa kita, semoga sang anak tercintapun betah dan selalu mau kembali ke rumahnya. Salam Edukasi…!
No comments:
Post a Comment