Showing posts with label PENDIDIKAN KELUARGA. Show all posts
Showing posts with label PENDIDIKAN KELUARGA. Show all posts

Thursday, January 23, 2020

Terbaik Tips / Cara Efektif Untuk Mengeksplorasi Talenta Dan Minat Anak

Sahabat Edukasi yang berbahagia... 

Ayah dan ibu dari seorang anak, dua orang anak atau lebih yang berbahagia... Belajar…, belajar…, dan belajar…!, kata inilah yang seringkali kita dengar semenjak kecil, baik di rumah, di sekolah, sampai di lingkungan masyarakat secara umum. 

Ada kalanya anak yang notabene rajin berguru kok malah di sekolahnya mendapat nilai kompetensi yang kurang memuaskan bagi kedua orang tuanya. Kata si anak, “Saya sudah belajar, tapi bagaimana lagi akhirnya menyerupai itu, dan di sana teman-teman saya memang pintar-pintar”. 

Ini ialah indikasi bagus, anak tersebut mengakui bahwa masih ada teman-teman beliau yang lebih pandai di sekolah, dan hal ini akan menjadi motivasi belajarnya di hari-hari berikutnya.

Bagi orang bau tanah yang mempunyai anak sebagaimana ilustrasi di atas, sebaiknya memang mendukung terus sambil menganalisa apa hal yang paling disukai si anak, sesuatu yang bisa membuatnya senang, sampai apa saja yang bisa mempengaruhi hidupnya. 

Dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan keluarga ialah lingkungan paling strategis dalam mencetak huruf anak, sebab di sanalah waktu terbanyak yang ia habiskan, di sanalah ia mempunyai ruang gerak yang cukup leluasa, dan kreativitas akan tumbuh subur di sana. 

Namun untuk memunculkan potensi besar bagi anak ini, tentu saja orang bau tanah harus mempunyai seni administrasi jitu dalam membimbing sampai mengarahkan ke mana masa depan anaknya.

Sebagian besar anak memang di sekolah cenderung menyukai beberapa bidang studi pelajaran, hal ini tentu saja menurut minat dari anak yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja dikarenakan ada motivasi eksklusif dari anak tersebut terkait talenta yang ia bawa semenjak ia dilahirkan. Walaupun begitu, talenta bisa diciptakan dengan pembelajaran dan latihan serius” namun minat lebih sulit digali, sebab minat seringkali tiba dari bakat... J

Oleh sebab itu. berikut tips meningkatkan kreativitas anak dan melejitkan potensi terbesarnya supaya talenta dan minat anak sanggup berkhasiat di kehidupannya kelak :

1.   Komunikasi efektif dengan anak, dengarkan curhatnya, tanggapi dengan serius, kemudian arahkan kepada kesimpulan tamat “Pelajaran apa yang didapat dari sesi komunikasi tersebut”.

2.  Ketika anak bermain, amati dan perhatikan dengan seksama, apa saja yang membuatnya bisa kelihatan senang dan kadang membuatnya serius sekali pada objek mainannya. Ini penting, sebab di sanalah bidang / atribut-atribut bakatnya sanggup dilihat. “Apa yang ia suka, ialah apa yang ada dalam dirinya”.

3.  Berikan arahan-arahan yang tidak memvonish negatif dengan kalimat-kalimat positif, “Tidak Bisa” diganti “Belum Bisa” atau setidaknya “Hampir Bisa”. Kalimat yang menyenangkan hati akan selalu bisa memotivasi”.

4.   Kendalikan emosi ketika kemarahan kepada anak melanda sebab hal-hal tertentu. Diam sejenak, atur nafas kemudian katakan padanya. Nanti Ayah atau Ibu ingin sekali bicara padamu. “Cari momentum yang sempurna untuk menasehatinya”.

5.   Aturlah keseimbangan waktu dalam 1 x 24 jam pada anak, mulai jam istirahat, jam belajar, jam bermain, sampai jam khusus bimbingan dari Anda. “Momentum yang sempurna ialah diam-diam keberuntungan”.

6.   Dukung seluruh aktivitas anak yang bekerjasama dengan talenta yang sudah berhasil kita identifikasi, kemudian mengembangkannya sesuai dengan batas-batas usia dan kemampuannya. Sesuatu yang paling baik ialah menempatkan sesuatu pada tempatnya”.

Anak ialah permata kehidupan kita, mereka juga acuan bangsa, jadikan mereka lebih baik dari kita, dengan mewariskan segala yang terbaik yang ada pada diri kita. Semoga Indonesia terus menjadi lebih baik. Aamiin… Salam Edukasi…!

Wednesday, December 11, 2019

Terbaik Jangan Pernah Lagi Katakan Terbelakang Pada Anak

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Apa yang sering didengar akan selalu menjadi identitas bagi seorang anak, menyerupai halnya seorang anak yang dipanggil dengan nama bukan nama sebenarnya, akan tetapi dikarenakan ia seringkali mendengar saat ada orang yang berkomunikasi dengannya dan tentunya dengan panggilan yang sama dari banyak orang termasuk di lingkungan keluarga terdekatnya, maka anak itupun akan meyakini bahwasannya memang itulah namanya.

Sama halnya saat seorang anak seringkali mendapat perlakukan komunikasi yang negatif ialah seringkali dikatakan terbelakang terlebih dari orang tuannya sendiri ataupun saudaranya, maka tak akan tidak mungkin kalau nantinya anak tersebut benar-benar akan menjadi seorang anak yang tidak mau berusaha untuk menjadi pintar, dan tentu saja asumsinya menjadi bodoh.

Dan secara manusiawi seorang anak insan mempunyai sifat bawaan senang kalau dihargai, dihormati, dipuji, dan hal-hal nyata lainnya. 

Dengan hal-hal nyata yang didapat oleh anak baik yang berupa perilaku maupun kata-kata tentu akan sangat memotivasi mereka dari hari demi harinya untuk membuktikannya, maka kalau anak dikatakan cantik, maka ia pun akan sering bersolek, kalau dikatakan cerdas, anak pun akan menggali arti dari cerdas itu, sehingga dalam proses sampai kesannya mereka memang benar-benar menjadi insan yang cerdas.


Maka jangan pernah katakan lagi terbelakang pada anak kita, keponakan, dan siapapun anak tersebut, akan tetapi mari kita berikan motivasi nyata yang tertanam dalam dalam pikirannya berupa kalimat-kalimat penggugah kreatifitasnya ialah dengan kebanggaan dan berikan ia ruang untuk melaksanakan kesalahan-kesalahan kecil untuk mereka jadikan pembelajaran akan pentingnya melaksanakan kebaikan bagi mereka sendiri di kemudian hari alasannya seringkali orang remaja pun selalu mencar ilmu dari kesalahan-kesalahan. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!

Sunday, November 17, 2019

Terbaik Saat Sang Anak Bersahabat Dengan Nenek Dan Kakeknya & Tugas Orang Renta Dalam Mendidik Anak Usia Dini Di Rumah / Lingkungan Keluarga

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Di dikala kita melaksanakan pulang ke kampung halaman untuk beberapa dikala atau istilah kerennya pulang kampung untuk menikmati liburan di kampung halaman, tentu istri / suami dan anak kita bepergian semua ke rumah orang renta / mertua kita di kampung. Dan tentu saja di sana kita liburan tidak hanya barang sehari akan tetapi beberapa hari, satu minggu, atau lebih.

Dan pada dikala inilah, anak kita tentu akan sangat disayang oleh nenek dan kakeknya, dan hanya dalam waktu singkat pun anak kita akan sangat bersahabat dengan nenek ataupun kakaknya yang cenderung menuruti apapun seruan dari cucu tersayangnya.

Sebagai orang renta biasanya dikala anak kita bersahabat dengan nenek / kakeknya, maka anak kita dengan orang tuapun cenderung berkurang kedekatannya. Hal ini wajar, di mana anak cenderung bersahabat dengan orang-orang yang mau melayani dan memenuhi segala permintaannya.

Dan puncaknya ketika kita akan kembali pulang ke rumah sendiri, maka sang anak akan cenderung malas, alasannya ia ingin bersekolah dan bersama nenek / kakeknya saja. Dilema ini seringkali timbul pada beberapa keluarga, tak terkecuali aku juga pernah mengalami hal demikian, di mana anak aku dikala mau pulang, ia malah menangis tidak mau ikut kami, tapi mau tinggal bersama dengan neneknya, terlebih di sana, ada pamannya yang masih kecil, dan juga bibinya yang masih sekolah.

Akhirnya aku dan isteri pun merayu sedemikian rupa, beli inilah, jalan kesitulah, dan sebagainya, hinnga anak aku pun mau ikut balik dengan kami. Dan di tengah-tengah perjalanan, anak aku pun masih seringkali menangis minta balik ke rumah kakek – neneknya ketika melihat photo-photo yang bekerjasama dengan kampung halaman isteri saya.

Dari sinilah aku menemukan pelajaran pribadi yang berharga, di mana belum dewasa cenderung menyukai kebebasan berekspresi, kebebasan menentukan sahabat bermain dan sebagainya. Akan tetapi kita sebagai orang renta harus benar-benar memilah dan menentukan semoga kebebasan yang kita berikan kepada anak kecil kita masih dalam batasan kasatmata dalam membangun pondasi pendidikannya kelak.

Hal ini tentu saja berbeda ketika anak kita sudah pada usia sekolah, mungkin ia sudah mempunyai sahabat bermain di sana, hemz tahun depan anak aku harus masuk PAUD nich semoga tiap pulang kampung, ia mau diajak balik alasannya rindu dengan teman-teman bermainnya. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) akan memperlihatkan

Pendidikan Anak Usia Dini penting untuk mengisi sekaligus mempersiapkan anak kita untuk menempuh pendidikan pada jenjang sekolah dasar nantinya. Karena di PAUD, sang anak telah dirangsang seluruh potensi kecerdasan untuk tumbuh dan berkembang berdasarkan minat dan bakatnya dengan sistem pendidikan yang efektif dan menyenangkan serta telah diberikan kesempatan yang cukup dalam mengoptimalkan semua aspek perkembangan pendidikannya di PAUD mulai dari aspek motorik, aspek sosial, aspek spiritual, sampai aspek kognitif secara berkesinambungan, sehingga ia akan lebih siap untuk masuk di SD nantinya.

Dan yang tak kalah pentingnya yaitu kita sebagai orang tua, selalu introspeksi sekaligus mau berguru serta memperbaiki diri untuk menjadi orang renta sekaligus pendidik yang baik dalam lingkungan keluarga bagi putra-putrinya khususnya dalam teladan pendidikan kita di rumah semoga kita dapat menjadi orang renta yang dapat dijadikan sang anak sebagai panutan sekaligus sahabat bermain yang menyenangkan bagi belum dewasa kita, semoga sang anak tercintapun betah dan selalu mau kembali ke rumahnya. Salam Edukasi…!

Tuesday, February 12, 2019

Terbaik Tugas Penting Keluarga Dan Orang Renta Sebagai Pendidik Pertama Dan Utama Bagi Anak

Sahabat Edukasi yang berbahagia...

Peran keluarga dan orang bau tanah dalam pendidikan seorang anak menjadi salah satu faktor penting dalam menunjang pendidikan anak di sekolah/madrasah. Oleh sebab itu, orang bau tanah yang mempunyai tugas strategis sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak hendaknya juga tahu wacana acuan ataupun sumber mencar ilmu yang baik dalam rangka mendidik anak dalam lingkungan keluarga yang efektif berkualitas.

Sehubungan dengan hal tersebut, berikut share terkait yang admin rilis dari Kemdikbud.go.id bahwasannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Organisasi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) dan Dharma Wanita Persatuan Pusat (DWPP) telah terselenggara Seminar Pendidikan Keluarga Duta Besar Oase Cinta. Seminar ini diikuti oleh 652 pengurus Dharma Wanita Kemendikbud, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten seluruh Indonesia, dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, di Hotel Grand Sahid Jakarta, Minggu malam (06/03/2016).

Dalam sambutannya, Mendikbud mengajak para penerima untuk berhubungan dan merawat ekosistem pendidikan yang aman bagi tumbuh kembangnya anak. “Saya ingin menggarisbawahi ungkapan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu Tri Sentra Pendidikan atau Tiga Pusat Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga pusat ini harus sanggup pundak membahu, merawat ekosistem yang aman bagi tumbuh kembangnya bawah umur kita”, ajak Mendikbud.

Mendikbud juga memberikan bahwa keluarga dan orang bau tanah ialah pendidik pertama dan terutama dalam memilih bawah umur tumbuh berkembang. “Orang bau tanah ialah pendidik terpenting dalam memilih bagaimana bawah umur tumbuh berkembang, tetapi seringkali orang bau tanah ialah pendidik yang paling tak tersiapkan. Oleh sebab itu kita harus bersiap untuk menjadi orang tua, untuk sanggup menjalankan kiprahnya sebagai pendidik”, tutur Mendikbud.

Untuk mengatasi permasalahan ini, tahun 2015 Kemendikbud mendirikan Direktorat Khusus Pendidikan Keluarga yaitu Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga. Melalui direktorat ini, Mendikbud berharap ada platform bagi orang bau tanah untuk mencar ilmu dan saling mengembangkan pengalaman mengajar anak. “Seringkali orangtua dilanda kecemasan, melihat duduk kasus pendidikan, kadang kala orang bau tanah hanya mendapat acuan wacana mendidik melalui pengalaman diri sendiri, bagaimana dulu saya dididik, itulah rumus yang akan dibawa untuk mendidik bawah umur kita”, ungkapnya.

Oleh sebab itu, tujuan dari seminar ini sanggup menawarkan pemahaman kepada seluruh penerima wacana pendidikan keluarga dalam mempersiapkan generasi penerus yang berkarakter, cerdas, dan kreatif. Selain itu, kegiatan ini juga akan mengukuhkan para penerima sebagai Duta Oase Cinta, yang nantinya akan menerapkan kegiatan pendidikan keluarga di wilayahnya masing-masing.

Ketua Bidang Pendidikan Karakter OASE KK, Ratna Megawangi, menambahkan penerima seminar akan dibekali pembinaan untuk menguasai kiat-kiat efektif pengasuhan anak dengan cinta. “Para duta ini akan menjadi wakil OASE Kabinet Kerja dalam melakukan kegiatan pendidikan keluarga kepada orang bau tanah di wilayahnya masing-masing”, katanya. (Dennis Sugianto)

Terbaik Laman / Situs Online Sahabat Keluarga Kemdikbud Untuk Rujukan Orang Bau Tanah Dalam Mendidik Anak

Sahabat Edukasi yang berbahagia...

Dalam rangka berusaha untuk menjadi orang bau tanah yang cerdas bagi putra-putrinya serta sadar akan tugas pentingnya sebagai pendidik pertama dan utama di lingkungan keluarga, tentu memerlukan salah satu rujukan dalam praktik pendidikan keluarga yang baik.

Dan dikala ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan Laman Sahabat Keluarga sebagai media isu dan komunikasi ihwal kiat-kiat mendidik anak, pengalaman keluarga dan sekolah, dongeng, kisah inspiratif, dan sebagainya yang diperuntukkan bagi seluruh orang bau tanah khususnya bagi orang bau tanah yang dikala ini sedang mempunyai anak dalam usia pendidikan mulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, hingga lintas usia.
Screenshoot tampilan laman Sahabat Keluarga Kemdikbud

Dalam halaman tersebut disebutkan bahwasannya orang bau tanah merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Pola pengasuhan dan pendidikan yang diterapkan orang bau tanah akan memilih huruf dan kepribadian, motivasi berprestasi dan kondisi kesehatan serta kebugaran anak-anak.

Orang bau tanah juga perlu memperkuat dan meningkatkan komunikasi dengan satuan pendidikan di mana belum dewasa memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk bekal menjalani kehidupan. Dalam hal inilah, perlunya dirajut kemitraan antara orang bau tanah dengan satuan pendidikan, mulai tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak, SD, hingga tingkat SMA/SMK.

Sudah bukan waktunya lagi orang bau tanah menyerahkan sepenuhnya pendidikan belum dewasa ke satuan pendidikan. Sebaliknya, satuan pendidikan juga dibutuhkan sanggup memberdayakan orang bau tanah dan keluarga untuk membangun kemitraan dalam rangka penumbuhan kecerdikan pekerti, membangun budaya prestasi, serta memastikan kesehatan dan kebugaran anak.

Laman ini dibangun untuk mewujudkan kemitraan tersebut. Melalui laman ini dibutuhkan terbangun ekosistem pendidikan, yang terdiri atas orang tua, kepala sekolah, guru, komite sekolah, dewan pendidikan, pegiat pendidikan dan masyarakat keseluruhan,  yang cerdas dan berkarakter.

Melalui laman ini pula, orang bau tanah sanggup memperoleh praktik baik pendidikan keluarga dan menularkannya ke orang bau tanah lain sehingga sanggup menjadi kemudahan berguru bersama. Orang bau tanah juga sanggup berguru dari pengalaman orang bau tanah lain yang berhasil mendidik anak-anaknya hingga berhasil.

Untuk mengetahui apa saja yang silahkan kunjungi eksklusif situs resminya di sini : melalui alamat: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Semoga bermanfaat dan terimakasih... Salam Edukasi...!

Terbaik Gosip Lomba Jurnalistik Pendidikan Keluarga Tahun 2016 Tema “Penguatan Tugas Keluarga Dalam Pendidikan Anak”

Sahabat Edukasi yang berbahagia...

Di tahun 2016 ini, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan lomba jurnalistik pendidikan keluarga tahun 2016 yang mana karya goresan pena paling lambat diterima panitia pada tanggal 17 Juli 2016.

Lomba ini diperuntukkan bagi para jurnalis, akademisi, dan masyarakat yang menulis wacana kegiatan pendidikan keluarga dengan tema “Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak".


Berikut uraian prosedur, ketentuan umum, hadiah dan penghargaan selengkapnya :

Prosedur Lomba Jurnalistik Pendidikan Keluarga Tahun 2016 :

1.   Peserta mengirimkan goresan pena yang telah dimuat di media kepada Panitia Seleksi berupa:
a.   Scan/foto goresan pena yang telah dimuat di media (file harus sanggup terbaca jelas) atau hardcopy goresan pena yang telah dimuat di media.
b.   Salinan/scan kartu identitas (Kartu Pers/KTP/SIM), dan nomor telepon.
2.   Tulisan diterima Panitia paling lambat tanggal 7 Juli 2016 melalui alamat email: lombajurnalistik.keluarga@kemdikbud.go.id atau hardcopy goresan pena kepada Panitia Lomba Jurnalistik, Subdit Kemitraan, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Gedung C lantai 13, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta.
3.   Cantumkan kategori goresan pena dengan aksara KAPITAL dalam subjek email atau amplop surat, diikuti nama lengkap - nama media yang memuat goresan pena - tanggal goresan pena dimuat. (Contoh: BERITA Arif Budiman TEMPO 4 Maret 2016, FEATURE Doni Setiawan KOMPAS 20 Maret 2016, OPINI Dona Wiyata PIKIRAN RAKYAT 20 April 2016)
4.   Bagi akseptor yang mengirim softcopy goresan pena via email, apabila terpilih sebagai pemenang, wajib mengatakan goresan pena orisinil yang telah di muat di media.
5.   Pemenang akan diumumkan pada bulan Juli 2016 melalui laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id atau pada Kegiatan Gebyar Pendidikan Keluarga.

Ketentuan Umum Lomba Jurnalistik Pendidikan Keluarga Tahun 2016 :

1.   Lomba dibagi menjadi 3 kategori, adalah FEATURE, OPINI, dan BERITA.
2.   Tulisan harus sesuai dengan tema "Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak"
3.   Tulisan asli, bukan plagiat.
4.   Tulisan aktual, bernilai, inovatif, dan bermanfaat.
5.   Tulisan belum pernah/sedang diikutsertakan dalam lomba/ kompetisi jurnalistik lain.
6.   Tulisan diterbitkan di media pada periode 1 Maret 2016 - 30 Juni 2016.
7.   Khusus untuk FEATURE, panjang goresan pena maksimal 1.200 kata.
8.   Lomba sanggup diikuti oleh jurnalis media cetak maupun media isu online/portal berita, serta masyarakat umum (guru, pakar, akademisi, penggiat pendidikan, mahasiswa, dll.)
9.   Setiap akseptor sanggup mengirimkan goresan pena sebanyak-banyaknya.
10. Lomba tidak sanggup diikuti oleh PNS Kemdikbud.

Hadiah dan Penghargaan Lomba Jurnalistik Pendidikan Keluarga Tahun 2016 :

Hadiah dan Penghargaan Lomba Jurnalistik Pendidikan Keluarga Tahun 2016dibagi sesuai kategori, yakni:

1. Kategori Feature :
·       Pemenang I: Rp 15.000.000
·       Pemenang II: Rp 12.000.000
·       Pemenang III: Rp 10.000.000
·       Pemenang Harapan: 8 orang @Rp 4.000.000

2. Kategori Opini :
·       Pemenang I: Rp 15.000.000
·       Pemenang II: Rp 12.000.000
·       Pemenang III: Rp 10.000.000
·       Pemenang Harapan: 8 orang @Rp 4.000.000

3. Kategori Berita :
·       Pemenang I: Rp 8.000.000
·       Pemenang II: Rp 6.000.000
·       Pemenang III: Rp 4.000.000
·       Pemenang Harapan: 8 orang @Rp 3.000.000

Catatan : Pajak hadiah ditanggung pemenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, masing-masing pemenang juga akan mendapat piala dan sertifikat, pada Kegiatan Gebyar Pendidikan Keluarga, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Informasi lebih lanjut sanggup menghubungi Subdit Kemitraan, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Gedung C Lantai 13, Kemdikbud 11. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Telepon: 021-5737930 Email: sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id.

Untuk download poster Lomba Jurnalistik Pendidikan Keluarga dengan tema "Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak” di tahun 2016 ini, silahkan unduh eksklusif dari sumbernya pada link berikut. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Salam Edukasi...!

Terbaik Motivasi / Nasehat Terbaik Untuk Sang Adik Tercinta

Sahabat Edukasi yang berbahagia...

Jika di antara Sahabat ada yang mempunyai adik baik pria ataupun perempuan, tentu secara tidak pribadi berperan sebagai penerus tanggung jawab dari kedua orang renta kita untuk membimbing adik-adik kita.

Terlebih kalau kedua orang renta kita mempunyai latar belakang yang lebih rendah daripada kita, biasanya mereka akan cenderung menyerahkan beberapa kiprah dari orang renta yang ditujukan kepada adiknya menyerupai menasehati dalam sebuah momen tertentu hingga dengan memperlihatkan kode yang terbaik untuk kehidupan keluarga kita tentunya.

Namun dalam kenyataannya seringkali juga kita belum bisa memperlihatkan tumpuan yang baik kepada adik-adik kita tersebut, sehingga mereka pun seringkali masih membantah ataupun tidak mengindahkannya.

Oleh sebab itu untuk mengantisipasi hal ini, alangkah baiknya kalau kita sebagai saudara renta telah benar-benar memperlihatkan masukan adik-adik kita pada hal-hal yang sudah berhasil kita lakukan secara kontinyu, sehingga isi dari nasehat tersebut mempunyai ruh sebab tak hanya teori semata.

Benarlah memang kalau pepatah menyampaikan “satu tumpuan lebih baik daripada 1000 nasehat”. Akan tetapi, bukan berarti kita kalau belum bisa memperlihatkan tumpuan kemudian kita lepas tangan begitu saja, sembari berusaha melaksanakan apa yang akan kita nasehatkan kepada adik kita, kita pun juga mencar ilmu menerapkannya sambil sharing, terbukalah pada adik kita, buat ia menyerupai bersahabat menyerupai sahabat, sehingga tidak ada gap (jurang pemisah) yang menimbulkan gagalnya komunikasi kita dengan sang adik kita.

Kemudian, jangan pula mengakui kelemahan kita, dan sampaikan kepadanya juga kalau ada kesalahan pada kita juga harus mau diberikan kritik saran dan masukan dari adik kita. Dengan begitu, insya Allah nasehat dari kita akan semakin sanggup diterima oleh sang adik, akan tetapi prosesnya tentu saja memerlukan waktu.

Nasehat terbaik baginya ialah temukan dulu permasalahan yang mungkin sedang ia hadapi sehingga kita nantinya sanggup menasehatinya secara objektif dan efektif. Kemudian, kalau dirasa sang adik perlu bantuan, jangan segan bantulah ia kalau kita mampu. Yakinlah kalau kita telah mempunyai niat baik untuk menasehati sang adik maka lambat laun ia pun akan semakin baik dan sadar akan kesalahannya seiring tumbuhnya kedewasaan dari dalam dirinya menyerupai halnya pada diri kita dulu.