Sahabat Edukasi yang berbahagia…
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menempati urutan kedua dalam hal besaran peresapan anggaran 2015, yakni sebesar Rp. 53,27 triliun. Posisi pertama institusi Kepolisian.
Penyerapan terbesar 97,6 persen di Direktorat Jenderal(Ditjen) Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) disusul berturut-turut Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) dan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan mengatakan, pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 ini, alokasi anggaran untuk Kemendikbud menurun yakni sebesar Rp. 49,23 triliun. Salah satu peresapan anggaran itu dipergunakan untuk ketersediaan susukan yang meningkat sebesar 6,2 persen.
Untuk peningkatan peresapan anggaran pendidikan pada 2016 ini, Anies mengatakan, akan menerapkan neraca pendidikan di tiap kabupaten/ kota dan provinsi. Neraca pendidikan ini, menurutnya akan memperlihatkan informasi bagaimana peresapan anggaran pendidikan dari sisi sumber daya neraca pendidikan sampai output sistem itu.
“Nantinya, kita sanggup membandingkan bagaimana peresapan dengan capaian dan tujuan anggaran itu, menyerupai alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kepada tiap siswa, berapa Tunjangan Profesi Guru (TPG) sampai alokasi untuk pendidikan,” ujar Anies Baswedan, Minggu (3/1).
Anies menyebutkan, peresapan anggaran terbesar di Kemendikbud yakni pada komponen pemberian pendidikan sebesar Rp 38 triliun, belanja barang sebesar Rp 10,5 triliun, belanja pegawai sebesar Rp. 2,4 triliun dan belanja modal sebesar Rp. 1 triliun.
Sementara itu, Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhamad mengatakan, peningkatan 6,2 persen susukan pendidikan pada tahun 2015 ini mencakup penyediaan ruang kelas.
Pada tahun 2015 ini mencapai enam ribu ruang kelas. Pada tahun sebelumnya 2014 peningkatan susukan pendidikan hanya dua persen saja. “Faktor penyebabnya yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melanjutkan pendidikan dari SD, Sekolah Menengah Pertama ke SMA,” ujar Hamid Muhamad.
Ia menyebutkan, kemdikbud secara sedikit demi sedikit akan terus meningkatkan susukan pendidikan. pada tahun 2020 nanti Kemdikbud menargetkan 97 persen susukan pendidikan sanggup tercapai.
Hal yang sama diungkapkan oleh Dirjen Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Musthgfirin. Ia mengatakan, peningkatan kompetensi siswa lulusan Sekolah Menengah kejuruan tahun 2015 ini berkat tugas serta masyarakat melalui pendidikan melalui Sekolah Menengah kejuruan swasta.
Ia menyebutkan, pada meningkatkan mutu dan susukan Kemendikbud menambah besaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Besaran BOS tersebut sebesar Rp 1,4 juta dari sebelumnya Rp 1,2 juta untuk setiap siswa. “Dana BOS Sekolah Menengah kejuruan naik Rp 200 ribu/siswa untuk jumlah siswa Sekolah Menengah kejuruan tahun ini mencapai 4.418.436 siswa dari 12.984 SMK,” ujar Mustghfirin.
Selain itu, ia menambahkan pada tahun 2016 nanti ada peningkatan anggaran BOS untuk SMK, yakni sebesar Rp. 6,2 triliun dan sarana prasarana sebesar Rp 6,3 triliun.
“Dana BOS salah satunya untuk membantu pembelanjaan materi dan alat praktek siswa,” katanya. (nas)
No comments:
Post a Comment