Friday, February 15, 2019

Terbaik Guru Bertanggung Jawab Dalam Perbaikan Data Dapodik Melalui Operator Sekolah

Sahabat Operator Sekolah dan Rekan-rekan Guru yang berbahagia...

Dalam proses penerbitan SK Tunjangan bagi Guru khususnya pada jenjang Dikdas dikala ini telah berbasiskan pada data-data yang diinput pada aplikasi Dapodik oleh Operator Sekolahnya masing-masing.

Akan tetapi, ada kalanya terdapat beberapa hal yang menjadikan ada beberapa data yang belum valid ataupun belum sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Oleh sebab itu, guru juga harus proaktif dalam melihat hasil verifikasi dan validasi data-datanya pada Lembar Info GTK sebelum terlambat. Untuk melihat cara cek lembar info GTK, panduan selengkapnya sanggup dilihat pada artikel berikut.

Terkait dengan hal tersebut, berikut saya share isu terkait dari laman Dikdas.kemdikbud.go.id bahwasannya guru sanggup melihat eksklusif data pribadinya dalam sistem Dapodik yang dimasukkan oleh operator sekolahnya. Mereka sanggup membuka laman Info PTK dan menyidik apakah data yang sudah masuk dalam sistem Dapodik benar atau salah. Jika ada kesalahan data, gurulah yang bertanggungjawab memperbaikinya.

Yang harus disadari oleh guru yaitu bahwa tanggung jawab untuk memperbaiki data bukanlah pada operator sekolah,” kata Ansyarudin Andhin, staf pada Bagian Perencanaan dan Penganggaran, Sekretariat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, ketika menjadi pembicara pada Training of Trainers Sistem Pendataan Dapodik di Hotel Harris Convention Center Bandung, Jawa Barat, Senin, 16 November 2015.

Guru, tambah Ansyarudin, diberi kesempatan selama enam bulan untuk memperbarui (update) datanya mulai Januari sampai Juni. Jika dalam jangka waktu tersebut tidak dilakukan pembaruan data atau terjadi kesalahan pengisian data, maka guru yang bersangkutan tidak mendapat tunjangan.

Enam bulan mereka harusnya sanggup melihat datanya dari awal salahnya di mana. Yang terjadi, mereka menyadari kesalahan ketika sudah terlambat,” ungkapnya.

Menurut Ansyarudin, Ditjen GTK mempunyai sistem validasi data guru. Di dalamnya termuat aturan-aturan dan level validasi. Data yang dimasukkan oleh guru tidak begitu saja diterima sebagai isu yang benar.

Misalnya, ada guru mengaku mengajar matematika pada sebuah rombongan berguru (rombel) selama 7 jam. Sistem akan mengetahui apakah data tersebut benar atau manipulasi untuk memenuhi jam mengajar 24 jam. “Kalau ketahuan, sistem kita akan eksklusif menawarkan warning,” tegas Ansyarudin.

No comments:

Post a Comment