Wednesday, December 11, 2019

Terbaik Sambutan Mendikbud Dalam Peringatan Hardiknas Tahun 2015 (Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015)

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Berikut salinan lengkap dari Pidato / Sambutan Mendikbud RI pada peringatan Hardiknas tahun 2015 yang akan diperingati secara nasional pada hari Sabtu, tanggal 2 Mei 2015 dengan tema “Pendidikan dan Kebudayaan Sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila” :

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Di hari yang membahagiakan ini, ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih, kita panjatkan puji dan syukur atas izin, rahmat, dan karunia-Nya, kita semua berkesempatan untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional ini.

Di Hari Pendidikan Nasional ini, atas nama pemerintah, izinkan saya memberikan apresiasi pada semua pihak, pada semua pelaku pendidikan di mana pun berada, yang telah mengambil tugas aktif untuk mencerdaskan saudara sebangsa. Untuk para pendidik di semua jenjang, yang telah bekerja keras membangkitkan potensi penerima didik untuk menjadi insan berkarakter mulia, yang bisa meraih impian dan menjadi pembelajar sepanjang hidup, terimalah salam hormat dan apresiasi dari kita semua.

Bapak, Ibu, dan Hadirin yang mulia,

Republik tercinta ini digagas oleh belum dewasa muda terdidik dan tercerahkan. Pendidikan telah membukakan mata dan kesadaran mereka untuk membangun sebuah negeri Bhineka yang modern. Sebuah negara yang berakar pada budbahasa dan budaya bangsa nusantara, beralaskan semangat gotong royong, tetapi tetap mengedepankan dan menumbuhkembangkan prinsip kesejajaran dan kesatuan sebagai sebuah negara modern.

Pendidikan telah membukakan pintu wawasan, menyalakan cahaya pengetahuan, dan menguatkan pilar ketahanan moral. Persinggungan dengan pendidikanlah yang telah memungkinkan para perintis kemerdekaan untuk mempunyai gagasan besar yang melampaui zamannya. Gagasan dan usaha yang menciptakan Indonesia dijadikan sebagai rujukan oleh bangsa-bangsa di Asia dan di Afrika. Dunia terpesona pada Indonesia, tidak saja alasannya yakni keindahan alamnya, atau keramahan penduduknya, atau keagungan budayanya, tetapi juga alasannya yakni gugusan orang-orang terdidiknya yang berani mengusung ide-ide terobosan dengan ditopang pilar moral dan intelektual.

Indonesia yakni negeri penuh berkah. Di tanah ini, setancapan ranting bisa tumbuh menjadi pohon yang rindang. Alam subur, maritim melimpah, apalagi jika melihat mineral, minyak, gas, hutan, dan semua gugusan kekayaan alam. Indonesia yakni wajah cerah khatulistiwa. Namun, kita semua harus sadar bahwa aset terbesar Indonesia bukan tambang, bukan gas, bukan minyak, bukan hutan, ataupun segala macam hasil bumi; aset terbesar bangsa ini yakni insan Indonesia. Tanggung jawab kita kini yakni mengembangkan kualitas insan Indonesia.

Manusia yang terdidik dan tercerahkan yakni kunci kemajuan bangsa. Jangan sesekali kita mengikuti jalan berpikir kaum kolonial di masa lalu. Fokus mereka, kaum colonial itu, yakni pada kekayaan alam saja dan tanpa peduli pada kualitas manusianya. Kaum kolonial memang tiba untuk mengeruk dan menyedot isi bumi Nusantara, menguras hasil bumi Nusantara. Karena itu, mereka peduli dan tahu persis data kekayaan alam kita, tetapi mereka tidak pernah peduli dengan kualitas insan di Nusantara.

Kini kita sudah 70 tahun merdeka. Kemerdekaan itu bukan hanya untuk menggulung kolonialisme, melainkan juga untuk menggelar kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jangan hingga kita hanya tahu perihal kekayaan alam, tetapi tidak tahu kualitas insan di negeri kita. Kita harus berkonsentrasi pada peningkatan dan pengembangan kualitas manusia. Kita dihentikan mengikuti jalan berpikir kaum kolonial yang terfokus hanya pada kekayaan alam, tetapi--sekali lagi saya tegaskan melupakan soal kualitas manusia.

Mari kita jawab, tahukah kita berapa jumlah sekolah, jumlah guru, jumlah siswa, jumlah akademi tinggi di kawasan kita? Tahukah kita berapa banyak belum dewasa di wilayah kita yang terpaksa putus sekolah? Tahukah kita perihal kondisi guru-guru di sekolah yang mengajar belum dewasa kita? Tahukah kita perihal tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah dan guru untuk memajukan sekolahnya?

Lebih jauh lagi, berjuta jumlahnya putra-putri Indonesia yang kini telah berhasil meraih kesejahteraan. Pada kita yang telah sejahtera itu, terperinci terlihat bahwa pendidikan yakni hulunya. Karena pendidikanlah, maka terbuka peluang untuk hidup lebih baik.

Pendidikan itu menyerupai tangga berjalan yang mengantarkan kita meraih kesejahteraan yang jauh lebih baik. Pertanyaannya, sudahkah kita menengok sejenak pada dunia pendidikan yang telah mengantarkan kita hingga pada kesejahteraan yang lebih baik?

Pernahkah kita mengunjungi sekolah kita dulu? Pernahkah kita menyapa, bertanya kabar dan kondisi, serta berucap terima kasih pada guru-guru yang mendidik kita dulu? Bagi kita yang kini berkiprah di luar dunia pendidikan, mari kita luangkan perhatian. Mari ikut terlibat memajukan pendidikan. Mari kita ikut iuran untuk menciptakan generasi belum dewasa kita bisa meraih yang jauh lebih baik dari yang berhasil diraih oleh generasi kita ini. Dan, iuran paling gampang yakni kehadiran. Datangi sekolah, datangi guru, datangi belum dewasa pelajar, kemudian terlibat untuk berbagi, untuk menginspirasi, dan terlibat untuk ikut memajukan dunia pendidikan kita.

Bapak, Ibu, dan Hadirin yang berbahagia,

Wajah masa depan kita berada di ruang-ruang kelas, memang. Akan tetapi, hal itu bukan berarti bahwa tanggung jawab membentuk masa depan itu hanya berada di pundak pendidik dan tenaga kependidikan di institusi pendidikan. Secara konstitusional, mendidik yakni tanggung jawab negara. Namun, secara moral, mendidik yakni tanggung jawab setiap orang terdidik. Mengembangkan kualitas insan Indonesia harus dikerjakan sebagai sebuah gerakan bersama. Semua harus ikut peduli, bahu-membahu, saling sokong dan topang untuk memajukan kualitas insan Indonesia lewat pendidikan.

Oleh alasannya yakni itu, Bapak, Ibu dan Hadirin sekalian, peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini kita mengambil tema ‘Pendidikan dan Kebudayaan Sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila’.

Kata kunci dari tema tersebut yakni “Gerakan”. Pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa. Karena itu, pendidikan tidak bisa dipandang sebagaisebuah jadwal semata. Kita harus mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat. Kita mendorong pendidikan menjadi gerakan semesta, yaitu gerakan yang melibatkan  seluruh elemen bangsa: masyarakat merasa memiliki, pemerintah memfasilitasi, dunia bisnis peduli, dan ormas/LSM mengorganisasi. Berbeda dengan sekadar “program” yang “perasaan mempunyai atas kegiatan” hanya terbatas pada para pelaksana program, sebuah “gerakan” justru ingin menumbuhkan rasa mempunyai pada semua kalangan. Mari kita ajak semua pihak untuk merasa peduli, untuk merasa mempunyai atas problematika pendidikan biar semua bersedia menjadi bab dari ikhtiar untuk menuntaskan problematika itu.

Gerakan pencerdasan dan penumbuhan generasi berkarakter Pancasila yakni sebuah ikhtiar mengembalikan kesadaran perihal pentingnya huruf Pancasila dalam pendidikan kita. Sudah digariskan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi penerima didik biar menjadi insan yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Itulah huruf Pancasila yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional kita.

Menumbuhkembangkan potensi anak didik menyerupai itu memerlukan karakteristik pendidik dan suasana pendidikan yang tepat. Di sinilah Bapak, Ibu dan Hadirin sekalian, peringatan Hari Pendidikan Nasional menjadi amat relevan untuk mengingatkan kembali perihal karakteristik pendidik dan suasana pendidikan.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional ini tidak bisa dilepaskan dari sosok Ki Hadjar Dewantara, yang pada tanggal 2 Mei merupakan hari kelahiran Bapak Pendidikan Indonesia itu. Ki Hadjar Dewantara menyebut sekolah dengan istilah “Taman”. Taman merupakan tempat berguru yang menyenangkan. Anak tiba ke taman dengan senang hati, berada di taman juga dengan senang hati, dan pada ketika harus meninggalkan taman, maka anak akan merasa berat hati. Pertanyaannya, sudahkah sekolah kita menjadi menyerupai taman? Sudahkah sekolah kita mejadi tempat berguru yang menyenangkan?

Sekolah menyenangkan mempunyai banyak sekali karakter, di antaranya yakni sekolah yang melibatkan semua komponennya, baik guru, orang tua, siswa dalam proses belajarnya; sekolah yang pembelajarannya relevan dengan kehidupan; sekolah yang pembelajarannya mempunyai ragam pilihan dan tantangan, di mana individu diberikan pilihan dan tantangan sesuai dengan tingkatannya; sekolah yang pembelajarannya menawarkan makna jangka panjang bagi penerima didiknya.

Di hari Pendidikan Nasional ini, mari kita kembalikan semangat dan konsep Ki Hadjar Dewantara bahwa sekolah harus menjadi tempat berguru yang menyenangkan. Sebuah wahana berguru yang menciptakan para pendidik mencicipi mendidik sebagai sebuah kebahagiaan. Sebuah wahana berguru yang menciptakan para penerima didik mencicipi berguru sebagai sebuah kebahagiaan. Pendidikan sebagai sebuah kegembiraan. Pendidikan yang menumbuh-kembangkan potensi penerima didik biar menjadi insane berkarakter Pancasila.

Ikhtiar besar kita untuk pendidikan ini hanya akan bisa terwujud apabila kita semua terus bekerja keras dan makin membuka lebar-lebar partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pendidikan. Mulai hari ini, kita harus mengubah perspektif bahwa pendidikan bukan hanya urusan kedinasan di pemerintahan, melainkan juga urusan kita dan ikhtiar memajukan pendidikan yakni juga tanggung jawab kita semua.

Mari kita teruskan kerja keras, kerja bersama ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa, selalu membimbing kita biar sanggup meraih dan melampaui impian bangsa kita tercinta. Amin. Selamat Hari Pendidikan Nasional, jayalah Indonesia!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Jakarta, 2 Mei 2015

Anies Baswedan

Download Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudaan Republik Indonesia dalam Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tanggal 2 Mei 2015 dengan klik artikel berikut. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!

Sumber rujukan artikel : Kemdikbud RI

No comments:

Post a Comment