Showing posts with label PEMBELAJARAN TEMATIK. Show all posts
Showing posts with label PEMBELAJARAN TEMATIK. Show all posts

Sunday, November 17, 2019

Terbaik Latar Belakang Pembelajaran Tematik Pada Kelas 1, 2, 3 Sd (Kelas Rendah Di Sd)

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan sepertiIQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta bisa memahami kekerabatan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.

Saat ini, pelaksanaan aktivitas pembelajaran di SD kelas I, kelas II, dan kelas III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, contohnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bekerjasama dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menjadikan kurang menyebarkan anak untuk berpikir holistik dan menciptakan kesulitan bagi penerima didik.

Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I -III) antara lain ialah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah.

Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah penerima didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%.

Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan bila dilihat dari data di masing-masing propinsi terutama yang hanya mempunyai sedikit taman Kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di tempat terpencil. Pada ketika ini hanya sedikit penerima didik kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467 penerima didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 % Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.

Permasalahan tersebut memperlihatkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar penerima didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil penelitian memperlihatkan bahwa penerima didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak mempunyai kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan penerima didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan prasekolah sanggup juga menjadikan penerima didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun sanggup saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.

Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai bila dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memperlihatkan citra wacana pembelajaran tematik yang sanggup menjadi pola dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I sampai kelas III.

Demikian uraian mengenai latar belakang pembelajaran tematik menurut panduan pembelajaran tematik. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!

Terbaik Karakteristik Dan Tahapan Perkembangan Anak Dalam Berguru Dan Berpikir Pada Usia Sekolah Dasar (Sd)

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Anak yang berada di kelas awal SD yaitu anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh lantaran itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah bisa mengontrol badan dan keseimbangannya. Mereka telah sanggup melompat dengan kaki secara bergantian, sanggup mengendarai sepeda roda dua, sanggup menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk sanggup memegang pensil maupun memegang gunting.

Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah sanggup menawarkan keakuannya perihal jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan sobat sebaya, mempunyai sahabat, telah bisa berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah sanggup mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah sanggup mengontrol emosi, sudah bisa berpisah dengan orang renta dan telah mulai mencar ilmu perihal benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melaksanakan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami lantaran akhir dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Tahapan Perkembangan Anak Belajar dan Berpikir Pada Usia Sekolah Dasar

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak mempunyai cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan mengikuti keadaan dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak mempunyai struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya.

Pemahaman perihal objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan fasilitas (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jikalau berlangsung terus menerus akan menciptakan pengetahuan usang dan pengetahuan gres menjadi seimbang.

Dengan cara menyerupai itu secara sedikit demi sedikit anak dapatmembangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka sikap mencar ilmu anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut mustahil dipisahkan lantaran memang proses mencar ilmu terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menawarkan sikap mencar ilmu sebagai berikut:

1.   Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak,
2.   Mulai berpikir secara operasional,
3.   Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda,
4.   Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan kekerabatan lantaran akibat, dan
5.   Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan mencar ilmu anak usia sekolah dasar mempunyai tiga ciri, yaitu:

1. Konkrit

Konkrit mengandung makna proses mencar ilmu beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang sanggup dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik pengutamaan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil mencar ilmu yang lebih bermakna dan bernilai, lantaran siswa dihadapkan dengan insiden dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih sanggup dipertanggungjawabkan.

2. Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum bisa memilah-milah konsep dari banyak sekali disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bab demi bagian.

3. Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak mencar ilmu berkembang secara sedikit demi sedikit mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman bahan .

Demikian uraian mengenai Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas 1, 2, dan 3 SD dan Tahapan Perkembangan Anak Belajar dan Berpikir Pada Usia Sekolah Dasar. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!

Terbaik Pentingnya Pembelajaran Bermakna Dalam Setiap Kegiatan Berguru Anak

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laris yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakekatnya ialah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber berguru dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak kalau dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memperlihatkan rasa kondusif bagi anak. Proses berguru bersifat individual dan kontekstual, artinya proses berguru terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.

Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya gosip gres pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan berguru sebagai hasil dari insiden mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, gosip atau situasi gres dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa.

Proses berguru tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak gampang dilupakan. Dengan demikian, supaya terjadi berguru bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara serasi konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan gres yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, berguru akan lebih bermakna kalau anak mengalami pribadi apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.

Demikian uraian ihwal pentingnya pembelajaran bermakna dalam setiap acara berguru anak. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!

Terbaik Pengertian / Definisi Pembelajaran Tematik Dan Laba Berguru Tematik

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep berguru dan pembelajaran bermakna, maka acara pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik.

Pembelajaan tematik yaitu pembelajaran tepadu yang memakai tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga sanggup menunjukkan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema yaitu pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).


Dengan tema dibutuhkan akan menunjukkan banyak keuntungan, di antaranya:

1)   Siswa gampang memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Siswa bisa mempelajari pengetahuan dan membuatkan banyak sekali kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
3)   Pemahaman terhadap bahan pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) Kompetensi dasar sanggup dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman eksklusif siswa;
5)   Siswa bisa lebih mencicipi manfaat dan makna berguru alasannya yaitu bahan disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6)   Siswa lebih berangasan berguru alasannya yaitu sanggup berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk membuatkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
7)   Guru sanggup menghemat waktu alasannya yaitu mata pelajaran yang disajikan secara tematik sanggup dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya sanggup dipakai untuk acara remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Demikian pengertian serta laba pembelajaran tematik. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam  Edukasi…!

Terbaik Arti Penting Dan Ciri Khas Pembelajaran Tematik

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses mencar ilmu secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa sanggup memperoleh pengalaman eksklusif dan terlatih untuk sanggup menemukan sendiri banyak sekali pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman eksklusif siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. 

Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep mencar ilmu sambil melaksanakan sesuatu (learning by doing). Oleh lantaran itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman mencar ilmu yang akan mempengaruhi kebermaknaan mencar ilmu siswa. Pengalaman mencar ilmu yang mengatakan kaitan unsur-unsur konseptual menyebabkan proses pembelajaran lebih efektif. 


Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, lantaran sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:

1.   Pengalaman dan acara mencar ilmu sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
2.   Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;
3.   Kegiatan mencar ilmu akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil mencar ilmu sanggup bertahan lebih lama;
4.   Membantu membuatkan keterampilan berpikir siswa;
5.   Menyajikan acara mencar ilmu yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan
6.   Mengembangkan keterampilan sosial siswa, menyerupai kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu:

1.   Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, lantaran tumpang tindih bahan sanggup dikurangi bahkan dihilangkan,
2.   Siswa bisa melihat hubungan-hubungan yang bermakna lantaran isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir,
3.   Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan menerima pengertian mengenai proses dan bahan yang tidak terpecah-pecah.
4.   Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,

Demikian uraian mengenai arti penting dan ciri khas pembelajaran tematik menurut panduan pembelajaran tematik. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!

Terbaik Implikasi Pembelajaran Tematik Bagi Guru, Siswa, Sarana, Prasarana, Sumber Mencar Ilmu Dan Media, Pengaturan Ruangan, Dan Pemilihan Metode Pembelajaran

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar memiliki banyak sekali implikasi yang mencakup:

A. Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman berguru bagi anak, juga dalam menentukan kompetensi dari banyak sekali mata pelajaran dan mengaturnya semoga pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.

B. Implikasi bagi siswa

1.   Siswa harus siap mengikuti acara pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
2.   Siswa harus siap mengikuti acara pembelajaran yang bervariasi secara aktif contohnya melaksanakan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah


C. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber berguru dan media

1.   Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh alasannya yaitu itu, dalam pelaksanaannya memerlukan banyak sekali sarana dan prasarana belajar.
2.   Pembelajaran ini perlu memanfaatkan banyak sekali sumber berguru baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber berguru yang tersedia di lingkungan yang sanggup dimanfaatkan (by utilization).
3.   Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
4.   Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih sanggup memakai buku didik yang sudah ada ketika ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk memakai buku aksesori khusus yang memuat materi didik yang terintegrasi

D. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan

Dalam pelaksanaan acara pembelajaran tematik perlu melaksanakan pengaturan ruangagar suasana berguru menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:

¨       Ruang perlu ditata diubahsuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.Susunan dingklik akseptor didik sanggup berubah-ubah diubahsuaikan dengan keperluan
¨       pembelajaran yang sedang berlangsung Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi sanggup duduk di tikar/karpet Kegiatan hendaknya bervariasi dan sanggup dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
¨       Dinding kelas sanggup dimanfaatkan untuk memajang hasil karya akseptor didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
¨       Alat, sarana dan sumber berguru hendaknya dikelola sehingga memudahkan akseptor didik untuk memakai dan menyimpannya kembali.

E. Implikasi terhadap Pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan banyak sekali variasi acara dengan memakai multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

Demikian implikasi pembelajaran tematik menurut panduan pembelajaran tematik. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!

Terbaik Karakteristik Dan Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan mencar ilmu modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek mencar ilmu sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator ialah memperlihatkan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar.


2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik sanggup memperlihatkan pengalaman pribadi kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman pribadi ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang faktual (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling akrab berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari banyak sekali matapelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari banyak sekali mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa bisa memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diharapkan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru sanggup mengaitkan materi latih dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7. Menggunakan prinsip mencar ilmu sambil bermain dan menyenangkan

Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik

1.   Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2.   Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
3.   Kompetensi dasar yang tidak sanggup dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.
4.   Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
5.   Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
6.   Tema-tema yang dipilih diubahsuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan tempat setempat

Demikian karakteristik dan rambu-rambu pembelajaran tematik. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!