Showing posts with label INFO PGRI TAHUN 2015. Show all posts
Showing posts with label INFO PGRI TAHUN 2015. Show all posts

Saturday, November 2, 2019

Terbaik Ucapan Terimakasih Ketua Pgri Sentra Alasannya Yaitu Proposal Pgri Telah Dipenuhi Pemerintah

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Pengurus PGRI Yth. Usul PGRI yg tertuang dalam surat No 506/Um/PB/XXI/2014 tertanggal 29 Oktober 2014 perihal Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan secara terintegrasi di bawah satu unit utama, telah dipenuhi oleh pemerintah.

Ketua Umum PB PGRI : Sulistiyo 
Berdasarkan Perpres tersebut terdapat 8 unit utama Kemendikbud, salah satunya yaitu Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).

Semoga urusan guru menjadi semakin baik. Terima kasih, Salam, Sulistiyo (Ketua Umum PB PGRI).


Terbaik Pgri Minta Pemerintah Mempermudah Prosedur Dan Sistem Sertifikasi Para Guru

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Selain proposal PGRI terkait adanya Ditjen Khusus yang menangani kasus guru, berikut usaha ataupun aspirasi dari PGRI di tahun 2015 kembali dilakukan untuk kebaikan seluruh Rekan-rekan Guru di seluruh Indonesia yakni PGRI meminta Pemerintah untuk mempermudah kesempatan sertifikasi guru, berikut informasi selengkapnya dari Koran Sindo yang diberitakan dari Semarang Jawa Tengah sebagai berikut :

Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) meminta pemerintah mempermudah prosedur dan sistem sertifikasi para guru.

Ketua Umum PB PGRI Sulistyo mengatakan, sistem yang berlaku menghambat para guru untuk lolos aktivitas sertifikasi. Setiap tahun, hanya akan ada 50.000 guru yang tersertifikasi, padahal jumlah guru yang belum tersertifikasi sebanyak 1,4 juta orang. “Jika tidak dipikirkan solusinya, paling tidak itu butuh waktu sekitar 28 tahun untuk merampungkan (sertifikasi guru) seluruhnya,” ungkapnya di sela-sela konferensi kerja PGRI Jateng di Universitas PGRI Semarang, selesai pekan kemarin.
Ketua Umum PB PGRI Sulistyo (tengah) dan Plt Ketua PGRI Jateng Widadi (kiri) menyaksikan Kadisdik Jateng Nur Hadi Amiyanto memukul gong dalam konferensi kerja PGRI di UPGRIS Semarang, Sabtu (7/3).
Jika duduk masalah ini dibiarkan, maka akan berbagai guru yang sampai memasuki masa pensiun belum tersertifikasi. Karena itu, ia mengusulkan semoga kuota sertifikasi tiap tahun perlu ditambah, serta nasib guru swasta dan guru tidak tetap yang juga harus dipikirkan.

Saat berkunjung ke Kendal, Sulistyo menekankan bahwa nasib para guru tidak tetap (GTT) tidak sebanding dengan upaya keras mereka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Masih banyak di antara para GTT mendapatkan honor di bawah upah minimum regional (UMR).

“Di Kendal banyak GTT yang hanya mendapatkan upah Rp. 100.000- 150.000 per bulan. Hal ini sangat tidak manusiawi,” ujarnya. Menurutnya sesuai Pasal 14 ayat (1) UU No 14/2005 ihwal Guru dan Dosen, guru berhak mendapatkan honor atau upah sesuai UMR yang berlaku di suatu daerah. Kepala Dinas Pendidikan Ken dal Muryono mengatakan, pihaknya kekurangan masih kekurangan guru, terutama untuk tingkat SD. Dengan total 571 unit SD, masing-masing membutuhkan tiga orang guru.

“Kekurangan guru tersebut diisi dengan guru non-PNS. Honor yang diterimakan hanya berkisar Rp. 100.000-150.000 dan pertolongan Rp. 200.000 per bu lan. Honor itu pun diambil dari iuran guru, alasannya yaitu tidak dianggarkan oleh sekolah,” tandasnya. (Susilo himawan/ wikha setiawan)

Friday, October 18, 2019

Terbaik Kesejahteraan Guru Honorer Salah Satu Prioritas Usaha Pgri, Tidak Ada Perbedaan Antara Guru Honorer Yayasan Dengan Negeri Dalam Perlakuanya

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Kesejahteraan para guru honorer di sekolah swasta menjadi salah satu prioritas usaha yang diusung Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Barat

Hal itu mengingat kesejahteraan para guru honorer di sekolah swasta khususnya di lingkungan sekolah PGRI masih sangat mendesak untuk ditingkatkan.

"Kita akan terus memperjuangkan temen-teman guru honorer khususnya di sekolah swasta semoga kesejahteraannya meningkat. Memang tidak mudah, tapi kita harus optimis dapat membawa misi ini," kata Ketua PGRI Jawa Barat Edi Parmadi ketika ditemui di sela acara peresmian Kepala Sekolah Menengah kejuruan 3 PGRI Cianjur, Selasa (17/3/2015).

Dikatakan Edi, selama ini belum ada payung aturan yang menyamaratakan tenaga honorer. Untuk tenaga honorer yang diperlukan menjadi PNS terikat dengan K2 (Kategori dua).
Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah PGRI Jawa Barat, H. Damin Hermanto melantik Kepala Sekolah Menengah kejuruan 3 PGRI Cianjur Dedi Supriadi di aula sekolah Jalan Mangkupraja Nagrak Cianjur, Selasa (17/3/2015).*
Sementara tenaga honorer lainnya yang berada di sekolah negeri dan swasta belum dapat mendapat kesejahteraan melalui sertifikasi.

"Selama ini yang dapat melaksanakan sertifikasi hanya guru honorer yang SKnya dikeluarkan yayasan, sedangkan yang disekolah negeri di luar kategori dua kan tidak bisa. Makanya perlu adanya payung hukum. Inilah yang terus kita perjuangkan semoga guru honorer itu dapat sejahtera," ujarnya.

Kepala PGRI Kabupaten Cianjur, H. Jum'ati mengungkapkan, selama ini PGRI Cianjur selalu konsen memperjuangkan kesejahteraan para guru terutama tenaga guru honorer. Tidak ada pembedaan antara guru yang mengajar di sekolah swasta atau negeri dalam perlakuannya.

"Hanya sistemnya saja yang sedikit berbeda, tapi tujuannya sama semoga mereka lebih sejahtera. Karena banyak di antara guru honorer itu yang jauh lebih berkualitas. Makanya kita juga berupaya terus memperhatikannya," ucap Jum'ati ketika ditemui terpisah.

Pihaknya berharap para tenaga guru honorer terutama yang tidak lulus menjadi PNS dapat diangkat dengan honor dari pemerintah. "Mudah-mudahan 2016 yang tidak diangkat, mendapat honor dari pemerintah pusat. Ini terus kita perjuangkan, mudah-mudahan dapat teralisasi," tegasnya.

Sementara itu program peresmian Kepala Sekolah Menengah kejuruan 3 PGRI Cianjur itu berlangsung lancar. Dedi Supriyadi memangku jabatan gres menggantikan rekannya Dadang Sunardi yang diangkat menjadi pengawas dilingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur.

Dedi merupakan orang usang di lingkungan PGRI, sudah sepantasnya meski gres berusia 49 tahun didapuk memimpin Sekolah Menengah kejuruan 3 PGRI Cianjur.

"Daya ingin sekolah yang saya pimpin ini mernjadi demam isu setter atau menjadi pusatnya otomotif sekolah di Cianjur. Perlu kerja keras bersama, insya allah apa yang ingin saya bangkit itu kedepan dapat terwujud. Apalagi bila melihat kualitas lulusan otomotif yang banyak menjadi daftar tunggu diperusahaan besar," harap Dedi (Bisri Mustofa/A-147)

Friday, October 4, 2019

Terbaik Ini Dia…! Penyebab / Alasan Santunan Guru Terlambat Cair

Sahabat PTK dan Operator Sekolah yang berbahagia…

Tunjangan Profesi bagi guru kadangkala akan mengalami keterlambatan dalam proses pencairan dikarenakan beberapa hal. Keterlambatan ini tentu saja seringkali dipertanyakan oleh Rekan guru yang sudah bersertifikat pendidik serta telah memenuhi jam mengajar minimal 24 jam per-minggunya.

Terkait hal tersebut berikut alasan adanya keterlambatan pencairan dana pemberian bagi guru yang admin share dari situs Beritasatu.com selengkapnya…

Ketua Umum Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mengungkapkan pemberian profesi guru pegawai negeri sipil kawasan (TPG PNS ) yang semestinya diterima dalam bentuk tri wulan, hingga sejauh ini belum cair. Jika sesuai dengan sistem seharusnya simpulan Maret dana telah dicairkan oleh setiap daerah.

Berdasarkan surat keputusan tentang TPG PNS kawasan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), dana tersebut selambat - lambatnya diterima pada 16 April sesuai dengan aliran petunjuk teknis penyaluran pemberian melalui prosedur transfer kawasan yang telah keluarkan pada 31 Januari 2015.

"Secara sistem, pemerintah sejauh ini belum mampu. Seharusnya, kalau sistemnya tri wulan perhitungannya, Januari, Februari dan Maret, simpulan Maret semua sudah terima," ujar Sulistyo kepada Beritasatu.com, Senin, (6/4) Pagi.

Ia mengungkapakan, kalau dana akan dicairkan pada 16 April, pihaknya mewakili PGRI menunggu dan berharap dana yang diterima sempurna waktu dan sempurna jumlah.

Menurut Sulistyo, menurut pengalaman seringkali surat keputusan (SK) Mendikbud tidak sama dengan SK daerah. Misalnya, SK kabupaten ada 2000 guru yang harus bayar tentu berbeda dengan sentra yang hanya menyiapkan anggaran untuk 1000 guru sesuai dengan SK Mendikbud.

"Hal semacam ini, yang sering terjadi dan pemerintah kawasan tentu tidak pribadi membayarkan ke 1000 guru sebab untuk menghindari kecemburuan, dan menahan anggaran dana tersebut," ujarnya.

Ia mengharapkan semoga pemerintah sanggup melaksanakan koordinasi yang baik semoga dana yang disalurkan dari sentra ke kawasan tidak ada masalah. Pasalnya rata-rata guru hanya mengandalkan honor dan pemberian dari pemerintah tidak ada pekerjaan sampingan lain. Jika memungkinkan, PGRI mengharapkan dana pemberian profesi sanggup disalurkan setiap bulan layaknya gaji

"Kami berharap diberikan setiap bulan menempel pribadi bersama honor semoga perencanaan penggunaan dibayar setiap bulan dan jelas, tetapi sejauh ini pemerintah secara sistem belum mampu, kalau uangnya tentu ada," kata Sulistyo. (Maria Fatima Bona/CAH)

Referensi artikel : PGRI: Kurang Koordinasi Pusat dan Daerah, Tunjangan Guru Belum Dicairkan –Beritasatu.com

Friday, February 15, 2019

Terbaik Menpan-Rb Menghimbau Guru Untuk Menghindari Semua Bentuk Kegiatan Yang Sanggup Mengurangi Gambaran Guru Sebagai Pendidik Profesional

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Pada tanggal 24 Desember 2015, dalam puncak  program peringatan Hari Guru Nasional, Presiden Joko Widodo memberikan beberapa pesan bahwa guru berperan penting dalam pendidikan huruf bangsa. Guru juga merupakan pelukis masa depan bangsa Indonesia.

"Saya meyakini bahwa karya guru-guru  yang akan melukis wajah masa depan Republik ini. Kualitas insan Indonesia di masa depan ditentukan oleh guru-guru kita hari ini," ujar Presiden di hadapan ribuan guru di Istora Senayan, Jakarta, (24/11/2015).

Ia juga menuturkan, guru yakni referensi bagi generasi masa depan dan referensi pembelajar yang terus belajar. Dengan karya seorang guru, kata presiden, akan ada jutaan anak Indonesia yang karakternya terbentuk dengan etos kerja berbasis karya.

"Karena itu, guru bukan sekedar pendidik melainkan peletak dasar masa depan kita semua," ujarnya.

Presiden juga mengapresiasi tema Hari Guru Nasional 2015, yaitu "Guru Mulia Karena Karya". Ia meminta guru-guru Indonesia untuk terus berkarya dan jangan merasa lelah dalam berkarya. Guru harus aktif menyebarkan aneka macam metode pembelajaran yang  kreatif, inovatif, serta mendorong penerima didik untuk aktif dan berpikir kritis.

Seperti yang admin rilis dari situs Kemdikbud RI bahwasannya dalam rangka peringatan hari guru nasional tersebut juga diselenggarakan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2015 yang merupakan kegiatan lokakarya berguru bersama para guru-guru Indonesia.

Ada 3.336 karya yang masuk dari seluruh Indonesia untuk menjadi penerima simposium. Karya-karya itu kemudian diseleksi oleh tim dari perguruan tinggi tinggi dan menghasilkan 360 karya terbaik yang dipresentasikan dalam simposium. Para penerima simposium pun tersebar dalam 16 ruang tematik.

Terkait dengan hal tersebut, maka peringatan hari guru dianggap telah dilaksanakan hingga pada upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015 yang telah digelar pada tanggal 25 Desember 2015 sehingga MenPAN-RB menghimbau kepada Guru di seluruh Indonesia untuk menghindari semua bentuk acara yang sanggup mengurangi gambaran Guru sebagai pendidik profesional, antara lain ikut serta dalam kegiatan perayaan Guru dan peringatan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2015 yang dikemas sebagai penggalan dan Hari Guru Nasional.

Himbauan resmi tersebut dikirimkan melalui Surat Edaran MenPAN-RB B/3903/M.PANRB/12/2015 tertanggal 7 Desember 2015 wacana Perayaan Hari Guru 2015 yang tujukan kepada seluruh Gubernur, Bupati/Walikota, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia yang isi / poin pentingnya sebagai berikut :


Guru berkedudukan sebagai tenaga profesional yang bertujuan untuk melakukan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi penerima didik supaya menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Tugas utama Guru yakni mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi penerima didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

 Untuk sanggup mewujudkan hal tersebut, kami meminta para Guru di seluruh Indonesia untuk Iebih fokus menawarkan pelayanan pendidikan yang berkualitas kepada penerima didik di mana pun Bapak/ Ibu Guru bertugas, sebagai bentuk pertanggungjawaban profesional kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Oleh sebab itu semua acara Guru sebagai pendidik profesional harus merujuk pada tujuan pendidikan nasional dan isyarat etik Guru Republik Indonesia.  

Atas hal tersebut kami menghimbau supaya para Guru di seluruh Indonesia untuk menghindari semua bentuk acara yang sanggup mengurangi gambaran Guru sebagai pendidik profesional, antara lain ikut serta dalam kegiatan perayaan Guru dan peringatan Persatuan Guru Republik Indonesia yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2015 yang dikemas sebagai penggalan dan Hari Guru Nasional.

Perlu kami sampaikan bahwa semua kegiatan yang terkait dengan hari Guru Nasional Tahun 2015 telah tamat dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo pada tanggal 24 November 2015 sebagai Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2015 yang diikuti oleh perwakilan Guru yang tiba dari seluruh Indonesia. Upacara peringatan hari Guru nasional sudah dilakukan pada tanggal 25 November 2015 di seluruh Indonesia.

Demikian share warta mengenai surat edaran resmi KemenPAN-RB wacana Perayaan Hari Guru Tahun 2015. Semoga bermanfaat dan terimakasih…. Salam edukasi…!